Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya - Hallo pembaca Feed Digital Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi di dalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Feed Media ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul postingan RSS Feed : Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya
link : Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya

Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya

June 06, 2022 at 04:50AM Feed Digital:

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNNEWS.COM, REJANG LEBONG - Seorang istri tewas di tangan suaminya sendiri.

Peristiwa tragis itu terjadi di Provinsi Bengkulu.

Sang istri bernama Amelina Efriyanti (32) warga Desa Kebun Jeruk Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat 3 Mei 2022 sekitar pukul 18.30 WIB.

Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Robain yang merupakan orang tua korban.

Saat itu terdengar teriakkan di rumah korban.

Lalu orang tua korban langsung menuju rumah korban.

Baca juga: Kisah Seorang Pria di Kendari yang Meninggal dalam Pelukan Sang Kekasih

Sesampainya di sana, Robain melihat korban sudah tergeletak di sana bersama sang suami berinisial KO yang menangis.

Lalu Robain meminta warga sekitar untuk menolong korban dan dibawa ke Rumah Sakit DKT Lubuklinggau.

Adblock test (Why?)

Tribunnews.com

Demikianlah Artikel Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya

Sekianlah artikel Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di RSS postingan selanjutnya.

Anda sekarang membaca artikel Seorang Suami di Bengkulu Menangis Setelah Habisi Nyawa Istrinya dengan alamat link https://subscribe-id.blogspot.com/2022/06/seorang-suami-di-bengkulu-menangis.html