Seo Services
Seo Services

Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com

Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com - Hallo pembaca Feed Digital Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi di dalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita teratas - Google Berita ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul postingan RSS Feed : Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com
link : Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com

Baca juga


Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan penanganan Covid-19 di Surabaya di depan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6/2020) sore.

Kedatangan Terawan dan Doni merupakan kegiatan kunjungan kerja.

Di hadapan keduanya, Risma menjelaskan pihaknya telah berupaya melakukan tracing dan pemetaan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Surabaya.

"Ketika pertama saat kami menerima data seseorang itu positif di awal dulu, kami selanjutnya men-tracing. Jadi kami punya beberapa klaster yang ada di Surabaya. Kita tracing, siapa dia, ketemu di mana, kemudian siapa saja di situ," kata Risma saat mengawali paparannya di lobi lantai II Balai Kota Surabaya, Selasa.

Baca juga: Surabaya Jadi Zona Hitam, Apa yang Terjadi?

Dari hasil tracing itu, kemudian ditemukan orang dengan resiko (ODR).

Dari data itu pihaknya kemudian mendetailkan siapa saja yang melakukan kontak.

Ia mencontohkan, dalam satu perusahaan setelah dilakukan tes ditemukan satu orang positif.

"Maka satu orang itu langsung kita ikuti (tracing) seluruh keluarganya, dan itu kita masukan ODR," papar Risma.

Baca juga: Risma Pamit, Ada 19 Nama Mendaftar ke PDI-P yang Siap Menggantikan

Setelah itu dokter mendatangi rumah ODR dan melakukan pemeriksaan. Jika kondisinya berat, maka dirawat ke rumah sakit.

Namun, jika sebaliknya, orang tersebut dibawa ke Hotel Asrama Haji untuk diisolasi.

Risma menyampaikan ada beberapa pasien yang tidak mau diisolasi karena mereka menyatakan tidak terjangkit dan ingin diisolasi mandiri di rumah.

"Nah, ketika melakukan isolasi mandiri di rumah itu kami memberikan makan supaya mereka tidak keluar (rumah). Setiap hari kelurahan mengirim makan tiga kali sehari. Siangnya kita berikan telur dan jamu. Itu mereka isolasi mandiri, kadang-kadang ada vitamin," ujar Risma.

Pemkot Surabaya juga gencar melakukan rapid test massal dan swab tes di beberapa lokasi yang dinilai menjadi sumber pandemi.

Tak lupa Risma berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan, Badan Intelijen Negara (BIN), dan BNPB karena telah membantu kebutuhan alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan.

Sebab, ketika di awal, wali kota dua periode ini mengaku sedikit kesulitan karena keterbatasan alat kesehatan.

"Jadi kita lakukan rapid test massal di beberapa tempat. Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya. Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27.000 orang," kata Risma.

Mendengar paparan yang disampaikan Risma, Menkes Terawan memberikan apresiasi.

Ia mengaku kagum dengan cara yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.   

Ia menilai, ada sisi lain yang luar biasa dari upaya yang telah dilakukan Risma.

"Saya melihat ini luar biasa Ibu, etosnya, semangatnya. Meski dengan keterbatasan (alat) dan itu luar biasa. Kalau orang lain boleh menilai yang lain, tapi saya melihat ini luar biasa," kata Terawan.

Terawan mengatakan, rapid test massal yang digelar Pemkot Surabaya dapat memisahkan dan memetakan mana warga yang positif dan negatif.

Terlebih, ketika diperiksa hasil rapid test reaktif, tetapi swab negatif, maka bisa diketahui pula orang tersebut adalah calon untuk donor plasma.

"Nah, dia pasti punya imunitas terhadap Covid-19. Artinya, imunitas di masyarakat sudah tumbuh dengan luar biasa dan Ibu sudah melakukan hal yang baik, memisahkan dan sebagainya. Mudah-mudahkan ini bisa terus terdukung dengan swab yang sudah didatangkan," kata Terawan.

Terawan menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh Pemkot Surabaya dalam upaya percepatan penanganan Covid-19.

Dalam kesempatan itu, ia menawarkan langsung kepada Risma untuk mendatangkan alat kesehatan jika kebutuhan di Surabaya masih kurang.

"Kalau kurang lagi nanti kita datangkan lagi, tidak usah khawatir Bu. Bu Risma tinggal matur (bilang) saja. Jujur untuk PCR, swab test itu rebutan seluruh dunia. Jadi kalau kita bisa dapatkan, maka Pak Doni (Kepala BNPB) ini luar biasa menjalin konektivitasnya. Namun, yang lebih sulit lagi adalah perjuangan ibu wali kota," kata dia.

Ia berharap semangat yang ditunjukkan Risma bersama jajarannya tidak pernah pudar.

Apalagi, Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.

"Saya harapkan semangat yang ibu tunjukkan tidak luntur, tapi tetap harus sehat. Dan ibu tinggal telepon saya dan Pak Doni, kami akan mengupayakan yang terbaik untuk kota ini," ucap Terawan.

Adapun Kepala BNPB Doni Morando menyampaikan, kehadirannya di Surabaya atas instruksi langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan dukungan penuh kepada masyarakat Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya.

"Kami mengikuti terus perkembangan Kota Surabaya. Jadi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Kota Surabaya saya rasa ini sudah sangat baik," kata Doni.

Menurut dia, peningkatan kasus terkonfimasi positif di Surabaya karena kerja keras untuk mengambil sampel-sampel dari berbagai kawasan.

Pemkot Surabaya sudah melakukan di beberapa tempat atau wilayah yang dinilai menjadi sumber penularan virus corona.

"Tentunya ini tidak mudah juga untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya itu ada yang positif, dan ini suatu langkah strategi yang cukup cerdas," kata Doni.

Surabaya zona hitam

Sebelumnya diberitakan, dalam peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, warna hitam menunjukkan kasus Covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.

"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020).

Hingga Selasa malam, kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.

Let's block ads! (Why?)



Berita teratas - Google Berita


Demikianlah Artikel Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com

Sekianlah artikel Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di RSS postingan selanjutnya.

Anda sekarang membaca artikel Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com dengan alamat link https://subscribe-id.blogspot.com/2020/06/menkes-dan-kepala-bnpb-puji-cara-risma.html
Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com Menkes dan Kepala BNPB Puji Cara Risma Tangani Covid-19 di Surabaya - Kompas.com - KOMPAS.com Reviewed by eela on June 02, 2020 Rating: 5

No comments:

ads 728x90 B
Powered by Blogger.