Judul postingan RSS Feed : Psikolog Minta Kehebohan Reemar Martin dengan Warganet Indonesia Jangan Dianggap Remeh
link : Psikolog Minta Kehebohan Reemar Martin dengan Warganet Indonesia Jangan Dianggap Remeh
Psikolog Minta Kehebohan Reemar Martin dengan Warganet Indonesia Jangan Dianggap Remeh
May 01, 2020 at 09:51AM Feed Digital:TRIBUNNEWS.COM - Kehebohan yang melibatkan remaja asal negara Filipina bernama Reemar Martin dengan warganet Indonesia mendapatkan tanggapan dari Hudaniah SPsi MSi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengatakan, hal tersebut bisa terjadi karena adanya celebrity worship syndrome.
Hudaniah menyebut celebrity worship syndrome merupakan perilaku seseorang yang berlebihan terhadap sesuatu.
Perilaku itu muncul dari rasa kekaguman atau mengindolakan orang lainnya, termasuk dari kalangan artis atau orang terkenal lainnya.
"Gemar secara berlebihan sehingga bisa addict atau kecanduan."
"Sehingga mendorong seseorang melakukan hal-hal yang tidak rasional," katanya kepada Tribunnews, Kamis (30/04/2020).
Hudaniah menekankan dalam konteks kehebohan Reemar Martin dengan netizen Indonesia, celebrity worship syndrome juga bisa berupa kecemburuan terhadap suatu hal yang dimiliki sang artis atau orang terkenal lainnya.
Hudaniah melanjutkan, celebrity worship syndrome merupakan istilah yang sudah mulai booming sejak 2012.
Di masa tersebut media entertainment mulai berkembang, hingga semakin pesat seperti saat ini.
Baca: 10 Foto Reemar Martin, Artis TikTok asal Filipina yang Digandrungi Banyak Cowok Indonesia
"Sudah, tahun 2012 sudah cukup populer perilaku ini. Sejak TV swasta sudah berkompetisi menyediakan acara hiburan."
Tribunnews.com
Demikianlah Artikel Psikolog Minta Kehebohan Reemar Martin dengan Warganet Indonesia Jangan Dianggap Remeh
Anda sekarang membaca artikel Psikolog Minta Kehebohan Reemar Martin dengan Warganet Indonesia Jangan Dianggap Remeh dengan alamat link https://subscribe-id.blogspot.com/2020/04/psikolog-minta-kehebohan-reemar-martin.html
No comments: