Judul postingan RSS Feed : 10 wilayah yang bergantung pada wisata - BeritagarID
link : 10 wilayah yang bergantung pada wisata - BeritagarID
10 wilayah yang bergantung pada wisata - BeritagarID
Sektor pariwisata kini tidak bisa dianggap remeh. Secara pendapatan, sudah mampu menjadi tulang punggung ekonomi wilayah, terutama di 10 kabupaten/kota yang Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditopang lebih dari 40 persen kurun setahun terakhir (2018).
Hal yang mengejutkan, wilayah yang PAD-nya bergantung pada sektor wisata dan masuk 10 besar malah daerah yang jarang terdengar. Walau tetap ada wilayah-wilayah yang kadung “genetisnya” identik dengan pariwisata.
Sepuluh kabupaten/kota itu adalah, Badung, Bali (71,36 persen), Sumba Barat, NTT (68,19 persen), Supiori, Papua (66,73 persen), Kepulauan Anambas, Kepri (62,66 persen), Bintan, Kepri (60,80 persen), Lombok Utara, NTB (57,69 persen), Gianyar, Bali (54,29 persen), Murung Raya, Kalimantan Tengah (53,53 persen), Dogiyai, Papua (53,16 persen), dan Mimika, Papua (49,75 persen).
Total Realisasi PAD 2018, yang dihitung adalah pajak hotel, restoran, dan retribusi jasa usaha penginapan/pesanggrahan/vila di seluruh wilayah sebesar Rp17,7 triliun. Atau sekitar 8,6 persen dari total pendapatan pajak dan retribusi daerah yang nilainya mencapai Rp204,38 triliun.
Jika dirinci lebih detail total Rp17,7 triliun itu bersumber dari Pajak hotel: Rp7,45 triliun, Pajak restoran: Rp10,25 triliun, dan retribusi jasa usaha penginapan/pesanggrahan/vila: Rp23,9 miliar.
Penghitungan ini bersumber dari Realisasi PAD 2018 yang dilansir Kementerian Keuangan dan verifikasi fasilitas wisata dan pendukungnya dari data Potensi Desa 2018, BPS. Sektor pariwisata dan pendukungnya dihitung berdasarkan semua jenis retribusi daerah seluruh kabupaten/kota dan provinsi.
Supiori, Papua masuk tiga besar
Perhitungan ini menggunakan kontribusi sektor pariwisata terhadap Realisasi PAD 2018 dalam bentuk persentase. Sebab jika menggunakan jumlah nominal, akan kalah dengan wilayah yang sudah kadung besar dari sektor wisata, seperti Bali, Yogyakarta, hingga wilayah-wilayah di Jawa Timur.
Perhitungan persentase membuatnya lebih adil. Terutama kontribusi sektor pariwisata terhadap total Realisasi PAD 2018 untuk semua kabupaten/kota di Indonesia. Atas hal itu juga yang membuat kami tidak memasukkan Jakarta, sebab status khususnya sebagai Ibu Kota Negara menjadikan kontribusi pariwisata dalam Realisasi PAD 2018 tergabung dalam satuan wilayah provinsi.
Hal yang menggembirakan dari perhitungan ini adalah munculnya wilayah-wilayah dari Papua seperti Kabupaten Supiori, Kabupaten Dogiyai, dan Kabupaten Mimika. Terutama Supiori yang kontribusi wisatanya masuk tiga besar.
Secara angka, kontribusi sektor wisata Supiori, Papua mencapai Rp1,6 miliar dari total Realisasi PAD 2018 yang mencapai Rp2,4 miliar. Sedangkan Dogiyai, Papua, dari Realisasi PAD 2019 mencapai Rp2,8 miliar dan 53 persennya berasal dari pariwisata.
Upaya kontribusi sektor pariwisata itu kami gabungkan dengan data Potensi Desa (Podes) 2018 BPS yang memuat lokasi wisata, restoran/rumah makan, hotel, penginapan hingga vila. Sayangnya data dalam Podes 2018 memunculkan angka nol untuk semua fasilitas dan pendukung wisata itu di Supiori, Papua.
Namun dalam pencarian, di Supiori terdapat dua resort, satu penginapan, dan delapan restoran yang terdaftar di Google. Posisi ketiga ini juga logis dengan mengecek nilai PDRB dari sektor wisata mencapai Rp1,82 miliar pada 2018.
Secara jumlah memang kecil, namun 66 persen lebih total Realisasi PAD 2018 bersumber dari pariwisata. Perkara apakah wisatanya bergerak atau tidak, bisa iya, bisa tidak. Namun dalam kenyataannya pajak dan retribusinya mengalir dan tercatat.
Era kepemimpinan Joko Widodo sejak 2015 hingga periode keduanya, mendeklarasikan mendukung dan merealisasikan pariwisata sebagai sumber devisa. Namun wilayah yang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata tidak muncul dalam sepuluh besar dalam menopang PAD-nya.
Tanjung Lesung di Pandeglang, Banten yang tahun penetapannya sebagai KEK pariwisata pada 2012 dan beroperasi pada awal 2015. Kontribusi wisata terhadap Realisasi PAD-nya sekitar Sembilan persen.
Kemudian Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara yang merupakan bagian wilayah pengembangan wisata prioritas yakni Danau Toba. Kontribusi wisatanya hampir 13 persen dari total Realisasi PAD 2018.
Menggembirakan dengan makin sadarnya wilayah dalam pengembangan ekonomi sektor pariwisata. Sebab dampak multi efek pariwisata lebih panjang daripada sektor primer (pertanian dan pertambangan) yang murni mengandalkan hasil alam semata.
Secara angka, wilayah yang bersandar pada sektor pariwisata, pertumbuhan ekonominya lebih cepat daripada yang mengandalkan sektor primer. Hal ini akan dibahas dalam artikel lainnya.
Kemajuan sektor wisata juga setidaknya memberikan gambaran, keterbukaan sebuah wilayah pada dunia luar. Belajar tentang toleransi dan perbedaan, terutama dengan latar para pelancong dari beragam tempat dan budaya.
Meski banyak manfaat, wisata juga menghadirkan dilema. Termasuk potensi kerusakan alam dan sekitarnya jika tidak siasati dengan bijak—mengedepankan harmoni pada alam dan lingkungan.
From "{Wisata}" - Google Berita
Demikianlah Artikel 10 wilayah yang bergantung pada wisata - BeritagarID
Anda sekarang membaca artikel 10 wilayah yang bergantung pada wisata - BeritagarID dengan alamat link https://subscribe-id.blogspot.com/2019/11/10-wilayah-yang-bergantung-pada-wisata.html
No comments: