Judul postingan RSS Feed : Kementan Dorong Pertanian Pangan Terpadu 'Zero Waste' | Ekonomi - Gatra
link : Kementan Dorong Pertanian Pangan Terpadu 'Zero Waste' | Ekonomi - Gatra
Kementan Dorong Pertanian Pangan Terpadu 'Zero Waste' | Ekonomi - Gatra
September 29, 2019 at 04:27AMSukoharjo, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penerapan model pertanian pangan terpadu zero waste guna mengatasi dampak musim kekeringan. Model ini tengah ditetapkan oleh petani milenial di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menyampaikan, model pertanian terpadu ini merupakan solusi permanen agar tetap melakukan kegiatan budidaya di musim kekeringan atau kemarau panjang. Dengan demikian, musim kemarau tidak memerlukan petani untuk menghasilkan makanan.
"Model pertanian terpadu zero waste sangat menguntungkan karena input rendah dan pangan yang dihasilkan adalah organik," kata Suwandi saat ini mengusahakan pertanian dengan model terpadu zero waste di Desa Jagan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (28/9).
Model pertanian terintegrasi zero waste di Sukorharjo ini dikembangkan oleh Heri Sunarto, salah seorang petani milenial. Dengan menerapakan model pertankan ini, musim kemarau tidak berdampak pada tanaman.? Konsep pertanian terpadu zero waste ini dengan mengintegrasikan ternak ayam, sapi, ikan lele, sayuran, brambang, dan padi pandanwangi.
"Saat kemarau kami melakukan pompanisasi air sumur. Sudah berjalan tiga tahun, panen padi 4 kali per tahun, umur 90 hari panen, varietas pandanwangi organik, limbah jerami untuk sapi 4 indukan dan kotorannya menggunakan pupuk bisa untuk 2 hektare," ujar Heri untuk Suwandi.
Heri menjelaskan, tanaman yang budidayakannya tetap menggunakan pupuk urea sebanyak 25 kg per hektare, namun sebagai starter saja. Kemudian dipupuk organik dan tanpa pestisida kimiawi.
"Membuka, luas lahan 2 hektare, produksinya gabah luas 11 ton per hektare, dijual sendiri ke Jakarta. Kotoran sapi untuk pupuk padat, kami baru punya 4 ekor sapi. Semua limbah perlu input pupuk ke lahan sawah, ini tanah menjadi pinggiran kota," katanya.
Pola pertanian terpadu nol limbah terdiri dari ikan lele, ayam, mina padi, sayur hdroponik, dan aqua ponik bawang merah. Tersedia kolam bak semen untuk kolam ikan lele dan 60 bak kolam terpal berisi 4.000 ekor kolam bak terpal bulat terpoly, dilengkapi besi wiremesh 6 mm mengikuti instalasi udara, diameter kolam 3 m, tinggi 1 m, biaya setiap kolam terpal bulat Rp2 juta dan bisa melewati hingga 7 tahun.
"Budidaya ikan modal lele Rp12 hingga 13 ribu per kg dan dijual Rp16 ribu per kg ikan, dalam satu kg ikan isi 10 ekor," ujar Heri.
Selain itu, kata Heri, usaha pertaniannya menghasilkan sayuran selada merah, sawi, dan bawang merah. Komoditas ini dijual untuk restoran di Jakarta. Ada juga kangkung, namun dibuat untuk pakan lele.
"Saat musim hujan tidak perlu pompanisasi dari sumur karena cukup dari air hujan, tapi saat ini kemarau sekarang dengan listrik pompa air Rp1,2 juta per bulan, kedalaman sumur 60m dengan pompa, pompa submersible, cukup untuk kebutuhan udara untuk keperluan pertanian, 2 hektar ini," kata Heri.
Feed From"{pertanian}" - Google Berita
Demikianlah Artikel Kementan Dorong Pertanian Pangan Terpadu 'Zero Waste' | Ekonomi - Gatra
Anda sekarang membaca artikel Kementan Dorong Pertanian Pangan Terpadu 'Zero Waste' | Ekonomi - Gatra dengan alamat link https://subscribe-id.blogspot.com/2019/09/kementan-dorong-pertanian-pangan.html
No comments: